- uptdsmpn1datuk50@gmail.com

Jakarta, 5 Desember 2020 – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada pelaku kebudayaan yang berada di wilayah DKI Jakarta, yaitu Erwin Gutawa dengan bidang keahlian sebagai komponis/konduktor, dan Hartati dengan bidang keahlian sebagai koreografer, Sabtu (05/12).  Keduanya masuk dalam kategori pencipta, pelopor, dan pembaru.
 
“Atas semua dedikasi, komitmen, dan pencapaian Erwin di dunia musik, sosok, dan perannya sebagai pencipta dan penggerak dunia musik Indonesia hingga ketingkat pengakuan internasional sudah mengharumkan nama Indonesia melalui musik. Erwin Gutawa layak menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 kategori pencipta, pelopor dan pembaru,” ucap Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, Judi Wahjudin saat memberikan penghargaan didampingi tim penilai kategori pencipta, pelopor dan pembaru, Julianti S. Parani di Kantor Kemendikbud, Jakarta.
 
Kemendikbud terus berkomitmen memberikan apresiasi kepada tokoh yang terbukti berintegritas tinggi melakukan upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia. Pada tahun ini, terdapat enam kategori penghargaan yang diberikan oleh Kemendikbud yaitu pelestari, pencipta, pelopor dan pembaru, Maestro Seni Tradisi, komunitas, anak dan remaja, serta pemerintah daerah.
 
Sebagai bentuk apresiasi bagi perorangan, lembaga maupun komunitas yang berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan Indonesia, sejak tahun 2012 Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan program Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi. Pada tahun ini, Kemendikbud memberikan penghargaan kepada 33 orang yang dilakukan secara bertahap.
 
Program apresiasi ini sebagai salah satu cara menginternalisasikan nilai budaya, diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan motivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia. Selain itu, penghargaan ini juga sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap karya budaya masa lampau, masa kini, dan inspirasinya bagi masa depan, sekaligus mengeliminasi dampak negatif dari pengaruh global. (Denty A./Aline R.)