- uptdsmpn1datuk50@gmail.com

Dalam Kurikulum Merdeka, sistem penilaian tidak hanya berfokus pada aspek kognitif (pengetahuan), tetapi juga harus mencakup aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Ini berarti guru perlu keluar dari zona nyaman penilaian kognitif saja, di mana mereka selama ini mungkin lebih banyak mengevaluasi siswa berdasarkan ujian tertulis atau tes pemahaman. Kurikulum Merdeka mendorong penilaian yang lebih komprehensif dan autentik, yang mencakup berbagai aspek perkembangan siswa.

Beberapa alasan dan pendekatan mengapa guru harus memperluas penilaian di luar aspek kognitif adalah:

  1. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka dirancang untuk mendukung pembentukan Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup enam dimensi:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  • Berkebinekaan global
  • Bergotong royong
  • Mandiri
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Guru perlu menilai bagaimana siswa menunjukkan dimensi-dimensi ini dalam kegiatan sehari-hari, bukan hanya berdasarkan kemampuan menjawab soal ujian.

  1. Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan dalam konteks nyata, misalnya menilai keterampilan praktis, proyek kelompok, presentasi, atau keterlibatan siswa dalam kegiatan berbasis proyek. Guru perlu menggunakan rubrik atau instrumen lain untuk mengamati dan menilai bagaimana siswa berinteraksi, bekerja sama, menyelesaikan masalah, serta menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam.

  1. Penilaian Keterampilan Sosial dan Emosional

Selain pengetahuan akademik, keterampilan sosial dan emosional sangat penting. Guru harus mengevaluasi bagaimana siswa mengembangkan sikap positif, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan bekerja dalam tim. Penilaian ini bisa dilakukan melalui observasi dalam berbagai situasi, seperti diskusi kelompok atau proyek kolaboratif.

  1. Penerapan Proyek dan Portofolio
  • Proyek merupakan salah satu alat evaluasi yang sangat penting dalam Kurikulum Merdeka. Guru bisa menilai siswa berdasarkan produk akhir dari proyek, proses pengerjaan, serta refleksi siswa mengenai apa yang mereka pelajari.
  • Portofolio juga memberikan gambaran progres siswa dari waktu ke waktu, yang memungkinkan penilaian yang lebih holistik.
  1. Refleksi Diri dan Umpan Balik

Guru harus mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka sendiri, yang membantu dalam penilaian afektif dan psikomotorik. Selain itu, guru memberikan umpan balik yang lebih konstruktif dan berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran.

  1. Menggunakan Beragam Instrumen Penilaian

Guru di Kurikulum Merdeka diharapkan menggunakan berbagai instrumen penilaian, seperti:

  • Penilaian formatif: Evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang membantu perkembangan siswa.
  • Penilaian sumatif: Evaluasi akhir yang mencerminkan pencapaian siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran.
  • Observasi langsung, penilaian sikap, penilaian proyek, dan penilaian berbasis kinerja merupakan bagian penting dari sistem penilaian yang lebih luas.

Dengan memperluas metode penilaian di luar penilaian kognitif saja, guru diharapkan bisa melihat perkembangan siswa secara lebih utuh, mendorong kemampuan kritis, kreativitas, serta keterampilan sosial dan emosional yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.